Minggu, 10 Maret 2024

Aksi Nyata Topik 2 Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia

Konsep Dasar Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan
Sumber: https://www.bimbelkanduru.com/blog/kompetensi-sosiokultural

Mata kuliah Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia memberikan pemahaman terkait faktor sosial, budaya, dan lingkungan mempengaruhi proses pembelajaran dan pengajaran. Topik ini penting mengantarkan guru untuk memahami latar belakang peserta didik dari segi sosial, budaya, ekonomi dan politik serta pengaruh faktor-faktor ini terhadap pendidikan di Indonesia. Hal ini dapat pula mengantarkan saya untuk menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik peserta didik sehingga dapat memberikan pembelajaran yang inklusif.

Berikut hasil refleksi setelah mempelajari Topik 2 Konsep Dasar Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan.

Mulai Dari Diri: Apa yang Anda pikirkan tentang topik ini sebelum memulai proses pembelajaran?

Sebelum memulai pembelajaran pada topik ini, hal yang saya pikirkan yaitu bagaimana kondisi sosial, budaya, ekonomi, dan politik dapat mempengaruhi pengembangan akademik dan karakter anak, serta bagaimana cara mengatasi kesenjangan yang terjadi pada peserta didik akibat adanya perbedaan tersebut.

Eksplorasi Konsep: Apa yang Anda pelajari dari konsep yang Anda pelajari dalam topik ini?

Hal yang saya pelajari dari topik ini yaitu interaksi orang dewasa-anak, dimana belajar anak dibangun bersama dalam zona perkembangan proksimal. Dapat diketahui bahwa sistem tanda dan konsep anak didapatkan melalui interaksi sosial yang kemudian diinternalisai dan diubah untuk digunakan sendiri. Keterampilan linguistik, kognitif, nilai, harapan, dan metode interaksi masa depan adalah inti dari hasil interaksi orang dewasa-anak, diartikulasikan dalam konteks tertentu sebagai modal budaya. Faktor budaya seperti Status Ekonnomi Sosial (SES) dan etnis berkaitan dengan perkembangan intelektual dan sosialemosional anak. SES juga dapat mempengaruhi akses sumber daya pendidikan anak. Selain itu, dipelajari pula mengenai teori sosiokultural sebagai alat psikologis dan mediasi. Sebagai alat psikologis artinya teori sosiokultural dapat dimanfaatkan untuk memahami dan mengatasi segala tantangan kognitif meliputi bahasa, simbol, teknologi, dan budaya, sedangkan sebagai mediasi artinya dijadikan perantara seseorang dengan dunia luar. Dijelaskan pula mengenai Cultural-Historical Activity Theory (CHAT), yaitu kerangka aktivitas sejarah budaya yang membantu memahami dan menganalisis hubungan antara pikiran manusia dan aktivitas manusia. 

Ruang Kolaborasi: Apa yang Anda pelajari lebih lanjut bersama dengan rekan-rekan Anda dalam ruang kolaborasi?

Hal yang saya pelajari lebih lanjut bersama dengan rekan-rekan kelompok dalam ruang kolaborasi yaitu pentingnya faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam mempengaruhi perkembangan sosial kognitif anak, serta penerapan pembelajaran yang mempertimbangkan perspektif sosiokultural. Pembelajaran pada bagian ini didasari oleh sumber informasi dari beberapa buku, yaitu: 1) Belajar Berdemokrasi, dari buku Mengajar untuk Perubahan, halaman 58-76; 2) Ray Sang Pecandu Online Game, dari buku Mengajar untuk Perubahan, halaman 76-92; dan 3) Literasi Dasar, dari buku Melawan Setan Bermata Runcing: Pengalaman Gerakan Pendidikan Sokola, halaman 125-156. Dari buku tersebut dapat dipelajari bahwa dalam proses pembelajaran terdapat faktor lingkungan sosial yang mempengaruhi kemamuan siswa menerima pembelajaran. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang dialami peserta didik sesuai dengan latar belakang peserta didik dengan cara menyesuaikan strategi ataupun model pembelajaran yang digunakan agar mampu mengakomodasi kebutuhan peserta didik.

Demonstrasi Kontekstual: Apa hal penting yang Anda pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yang Anda jalani bersama kelompok (bisa tentang materi, rekan, dan diri sendiri)?

Hal penting yang saya pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yaitu penting dilakukannya diskusi terhadap implementasi strategi ataupun model pembelajaran yang disesuaikan dengan latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik peserta didik. Melalui diskusi ini dapat mengidentifikasi serta mencari solusi atas tantangan atau hambatan belajar yang dialami peserta didik. Hal ini berguna sebagai pedoman dalam merancang  kegiatan pembelajaran yang efektif. Hasil dari proses demonstrasi kontekstual ini dapat menjadi sumber informasi yang berharga dan berguna dalam mengembangkan pendekatan pembelajaran yang inklusif, relevan, bermakna, dan memberikan pengembangan diri pada peserta didik.

Elaborasi Pemahaman: Sejauh ini, apa yang sudah Anda pahami tentang topik ini?

Hal yang sudah saya pahami dari topik ini yaitu memahami zona perkembangan proksimal yang menekankan bahwa pembelajaran bersifat interpersonal (memerlukan komunikasi antara dua orang atau lebih) yang dalam hal ini anak berkembang memerlukan interaksi dengan orang dewasa untuk memaksimalkan potensinya. Selain itu, saya juga memahami bahwa teori sosiokultural dapat dijadikan sebagai alat psikologis dan mediasi. Dimana teori sosiokultural dapat dijadikan sebagai bentuk pengelolaan mental dan perantara seseorang dengan dunia luar. Melalui Cultural-Historical Activity Theory (CHAT) juga dapat dipahami bahwa dalam memahami hubungan apa pun, seperti hubungan SES dan pengembangan, analisis historis dan dinamis diperlukan tidak hanya dari individu, tetapi juga pengaturan aktivitas di mana individu berinteraksi.

Apa hal baru yang Anda pahami atau yang berubah dari pemahaman di awal sebelum pembelajaran dimulai?

Hal baru yang dapat saya pahami dari mempelajari topik ini yaitu mengetahui dan memahami bahwa sebagai guru penting menjadi fasilitator bagi anak untuk membantu mengembangkan diri anak secara optimal. Kesenjangan yang terjadi pada diri anak juga dapat diatasi dengan menerapkan teori sosiokultural dalam pembelajaran, dimana pembelajaran dilaksanakan dengan melatih kebiaaan-kebiasaan baik yang seuai dengan norma yang dianut peserta didik. Selain itu, penting pula mendekatkan peserta didik dengan lingkungan sosial yang sehat agar peserta didik dapat mengenal dunia luar dengan interaksi yang positif.

Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut?

Hal yang ingin saya pelajari lebih lanjut yaitu mengapa peserta didik yang memiliki Status Ekonomi Sosial (SES) tinggi yang seharusnya memiliki akses yang lebih besar terhadap pendidikan memiliki motivasi rendah dalam belajar? dan bagaimana cara mengatasi hal tersebut? 

Koneksi Antar Materi: Apa yang Anda pelajari dari koneksi antar materi baik di dalam mata kuliah yang sama maupun dengan mata kuliah lain?

Hal yang dapat saya pelajari dari koneksi antar materi topik ini yaitu bahwa interaksi sosial yang dipelajari pada topik ini berkaitan dengan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai Scaffolding pada ZPD yang akan dipelajari pada topik selanjutnya. Dengan memahami bahwa pembelajaran bersifat interpersonal, strategi belajar yang digunakan akan lebih maksimal penerapannya. Selain itu, materi ini juga berkaitan dengan mata kuliah lain seperti mata kuliah Teknologi Baru dalam Pengajaran dan Pembelajaran bahwa teknologi dapat dijadikan perantara pembelajaran yang dapat mewadahi peserta didik belajar sesuai dengan kondisi sosial, budaya, dan lingkungannya. Pada mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen juga berkaitan dengan topik ini, dimana nantinya dapat digunakan sebagai landasan menerapkan pembelajaran dan asesmen yang berpendekatan TaRL dan CRT. Materi pada Topik ini juga berkaitan dengan mata kuliah Seminar Pendidikan dalam hal merancang desain pembelajaran, serta mata kuliah Projek Kepemimpinan yang menjadikan secara langsung dapat mengetahui kondisi lingkungan sekitar yang nantinya dapat dijadikan landasan dalam melaksanakan pembelajaran.

Aksi Nyata: Apa manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan Anda sebagai guru?

Manfaat mempelajari topik ini yaitu untuk kesiapan saya sebagai guru saya lebih siap dengan peserta didik yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda, serta menciptakan lingkungan belajar yang positif di dalam kelas untuk pegembangan peserta didik secara optimal.

Bagaimana Anda menilai kesiapan Anda saat ini, dalam skala 1-10? Apa alasannya?

Saya menilai kesiapan saya dengan skor 7. Hal ini dikarenakan saya belum maksimal mampu menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan konsep perspektif sosiokultural. Dominan saya masih mengetahui secara teoritis pembelajaran yang sesuai perpektif sosiokultural. Selain itu, saya juga belum maksimal mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Oleh karena itu, saya masih perlu belajar lagi dan mengaplikasikan teori ini ke dalam pembelajaran. Kerja sama dengan berbagai komponen pendidikan juga perlu saya lakukan untuk dapat secara bersama-sama menciptakan lingkungan belajar yang positif bagi peserta didik.

Apa yang perlu Anda persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal? 

Hal yang perlu saya persiapkan lebih lanjut yaitu menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi sosial ekonomi peseta didik agar peserta didik mendapatkan kemerdekaan belajar secara optimal. Selain itu, saya juga perlu bekerja sama dengan komponen pendidikan lainnya sperti rekan guru, orang tua, maupun masyarakat untuk dapat menciptakan lingkungan belajar dan interaksi yang positif bagi peserta didik. 

0 komentar:

Posting Komentar